" A helping People Business" yaitu ingin membantu orang mendapatkan sehat dan sejahtera. Di luar sana banyak orang sehat secara fisik tapi tidak sejahtera alias "tongpes", ataupun

06 September 2007

Penggunaan Hasil Lebah Sejak Zaman Dahulu

Khasiat madu dan hasil lebah lainnya bagi kesehatan manusia sudah tidak diragukan lagi. Selain diperkuat oleh ayat-ayat diberbagai kitab suci, masyarakat yang hidup beribu-ribu tahun sebelum masehi pun telah menggunakan hasil lebah untuk pengobatan berbagai penyakit.

Jika ditelisik kembali, madu telah dikenal sejak zaman Fir''aun yang memerintah Mesir pada 300 SM. Bahkan, Khasiat madu yang luar biasa telah tersebar luas hingga ke Persia, Yunani, dan Romawi.

Bangsa Yunani menganggap madu sebagai hadiah paling berharga yang diberikan oleh alam pada manusia. Masyarakat Mesir dan Yunani kuno menggunakan madu untuk berbagai keperluan, dalam sebuah dokumen Mesir kuno yang ditulis sekitar tahun 2600-2200 SM diatas papyrus atau daun lontar, menyatakan bahwa madu merupakan bahan utama penyembuh luka. Sebuah catatan tahun 1553-1550 SM pun menuliskan bahwa madu selain diresepkan sebagai penyembuh luka juga bermanfaat untuk melancarkan saluran pencernaan dan meredakan nyeri pada perut. Kasiat madu sebagai peyembuh luka juga digunakan oleh bangsa Assyria, Cina, dan Romawi kuno.

Sebelum kerajaannya runtuh, masyarakat Inca menggunakan propolis sebagai bahan utama untuk mengobati luka bakar dan menyebuhkan segala jenis bengkak dan memar di tubuh. Dan selama perang Boer (1888-1902), propolis yang dicampur dengan petroleum jelly digunakan sebagai pembasmi kuman pada penderita luka akibat perang dan mempercapat kesembuhan.

Selain sebagai obat dan penyembuh luka, masyarakat Mesir dan Yunani kuno juga menggunakan madu sebagai bahan pengawet. Kemampuan madu sebagai bahan pengawet memang sangat hebat, selain mengawetkan makanan seperti daging, mereka menggunakannya untuk mengawetkan mayat. Sebelum dikuburkan di Macedonia, tubuh Alexander Agung meninggal tahun 323 SM dicelupkan dalam sebuah kapal penuh madu. Selain itu, ditemukan juga seorang bayi anak raja Mesir yang diawetkan dalam sebuah container penuh madu dalam salah satu pyramid di Gizeh. Bangsa Yahudi juga menggunakan madu untuk mengawetkan orang-orang yang mereka hormati.

Pada abad pertengahan, fisikawan asal Arab Ibnu Sina (980-1037 M) menuliskan dalam sebuah dokumen kuno, "Madu dapat membantu penyembuhan ketika kita terserang pilek, dapat membuat kita merasa lebih gembira, merasa sehat, melancarkan pencernaan, mengobati masuk angin, dan membuat rasa masakan menjadi lebih enak. Madu adalah cairan untuk menjaga tubuh agar tetap terlihat muda dan segar, memperbaiki daya ingat, dan meningkatkan kecerdasan." Ibnu Sina juga menuliskan bahwa madu memiliki khasiat yang amat manjur dalam mengobati kulit yang terinfeksi, madu juga sering kali digunakan untuk penyebuhan segala jenis luka. Sebuah manuskrip tua dari Rusia juga menyatakan hal yang sama.

Selain madu, hasil lebah lainnya juga sudah digunakan dalam banyak hal sejak dahulu. Sebuah catatan tertulis menyatakan bahwa prajurit Roma membawa kue kering yang terbuat dari bee pollen, madu dan biji padi-padian sebagai ransum ketika dalam perjalanan. Analis kimia modern membuktikan bahwa bee pollen memang mengandung nutrisi yang cukup untuk memperpanjang usia dan menjaga tubuh dalam kondisi prima. Bahkan, Hipokrates yang dikenal sebagai Bapak Kesehatan dan hidup tahun 460-370 SM juga menganjurkan bee pollen dan propolis sebagai obat untuk meningkatkan kualitas kesehatan.

Madu dan hasil lebah lainnya telah mendapatkan tempat yang istimewa dalam sejarah pengobatan tradisional. Ayurveda, kitab kesehatan dan kecantikan bangsa India juga menggunakan hasil lebah dalam ramuan-ramuannya. Bahkan, madu mentah yang lembut dan kaya akan partikel-partikel bee pollen dan flek-flek propolis dinyatakan sebagai ramuan kecantikan ratu Cleopatra.

Setelah benar-benar dihitung, madu memang paling banyak digunakan sebagai bahan campuran obat, ada lebih dari 500 obat-obatan menggunakan madu sebagai bahan dasarnya. Saat ini, hasil lebah telah digunakan baik untuk makanan maupun obat-obatan. Universitas Columbia tahun 1991 membuat sebuah penelitian berkenaan dengan propolis sebagai salah satu komponen penyembuh kanker. Nilai nutrisi yang tinggi dari produk hasil lebah sudah sering kali diungkapkan di berbagai penelitian diseluruh dunia, dan sudah tidak diragukan lagi khasiatnya.

Tidak ada komentar: